Sabtu, 23 Juli 2011

Kompre

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Di dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan Kehamilan dan persalinan. Dengan kata lain, 1400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan. Di Indonesia 2 orang Ibu meninggal setiap jam karena kehamilan, persalinan dan nifas (WHO, 2008).
Tingkat kematian maternal di negara-negara maju berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara berkembang berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup
(Prawirohardjo, 2006).
WHO memperkirakan, sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98 persen dari seluruh kematian ibu dan anak di kawasan ini terjadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal dan Myanmar
(WHO, 2008).
Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 KH. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar 307/100.000 KH, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target MDG 2015 (102/100.000 KH) sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target tersebut. Tetapi, apabila kita melihat AKI berdasarkan data yang dikirimkan oleh Puskesmas seluruh Indonesia maka target MDG’s tersebut sedikit lagi akan tercapai. Berdasarkan laporan dari Puskesmas pada tahun 2005 diperoleh AKI sebesar 151, pada tahun 2006 sebesar 127 dan pada tahun 2007 sebesar 119/100.000 KH. Kalau kita lihat data AKI dari lapangan menunjukkan adanya penurunan yang sangat bermakna.
Sementara untuk AKB, berdasarkan perhitungan dari BPS, pada tahun 2007 diperoleh AKB sebesar 26,9/1000 KH (2007). Angka ini sudah jauh menurun dibandingkan tahun 2002-2003 sebesar 35/1000 KH dan upayanya akan lebih ringan bila dibandingkan dengan upaya pencapaian target MDG’s untuk penurunan AKI. Adapun target AKB pada MDG’s 2015 sebesar 17/1000 KH. Apabila kita melihat data tahun 2007 dari laporan Puskesmas, diperoleh AKB sebesar 9,1/1000 KH. Angka ini sudah jauh menurun dan melampaui target MDG’s.
Trend penurunan AKI dan AKB tersebut menunjukkan keberhasilan dari jerih payah Indonesia dalam mencapai target MDG’s. Namun angka – angka tersebut khususnya AKI masih tinggi di antara negara ASEAN di luar Laos dan Kamboja. Untuk itu berbagai kegiatan dan praktik terbaik telah dilaksanakan dan dikembangkan termasuk program Keluarga Berencana (KB) (Menkes, 2009).
Berdasarkan laporan data base UNFPA 2005 AKI propinsi Sumatera Selatan sebesar 467/100.000 Kelahiran hidup lebih tinggi dari AKI kota Palembang yaitu sebesar 317/100.000 Kelahiran Hidup, sedangkan tahun 2006 AKI di Kota Palembang sebanyak 15 orang dengan penyebab yaitu Akreta emboli air ketuban, post SC, kelainan jantung dan lain-lain
Menurut data Dinas Kesehatan tahun 2006 tentang data kesehatan propinsi Sum-Sel terdapat AKI 0,46% dari 467 per 100.000 Kelahiran hidup, terbukti dari data kesehatan diatas AKI Sum-Sel lebih tinggi dari AKI Nasional. Penyebab AKI di Sum-Sel tahun 2006 yaitu perdarahan 61,7%, infeksi 23,4%, eklamsia 14,9%, dan lain-lain 10%, sedangkan jumlah kematian ibu yang disebabkan infeksi karena KPSW tercatat 11 orang dari jumlah 47 AKI (23,4%). Pada tahun 2004 tercatat 7 orang dari 60 AKI (11,7%) (Dinkes, 2006).
Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di indonesia ada dua yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak langsung terbagi dalam tiga T yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat rujukan serta terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan. Untuk penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan ibu – ibu yang termasuk dalam lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, terlalu sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap kematian (Prawirohardjo, 2006).
Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 30.5%, infeksi 22,5%, eklamsi 17,5%. Penyebab kematian obstetri langsung yaitu perdarahan 24%, retensio 22%, sepsi 20,8%, eklamsi 16%, sedangkan secara tidak langsung antara lain anemi, kurang energi kornis dan keadaan 4 T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak). Penyebab kematian bayi (AKB) adalah asfiksia neonaturum 49-60, infeksi 24-34, prematuritas 15-20, trauma perslinan 2-7, cacat bawaan 1-3
(Manuaba, 2008).
Mengingat kira-kira 90% angka kematian ibu terjadi di saat sekitar persalinan dan kira-kira 95% penyebab kematian ibu yaitu komplikasi obstetrik yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya, maka Kebijakan Departemen Kesehatan RI untuk memercepat penurunan AKI adalah mengupayakan agar setiap persalinan ditolong atau minimal didampingi oleh bidan dan pelayanan obstetrik sedekat mungkin kepada ibu hamil. Untuk mencapai keadaan tersebut adalah pendidikan sejumlah 54.120 bidan yang ditempatkan di desa selama 1989/1990 sampai 1996/1997 (Prawiroharjo, 2006).
Untuk itu Pemerintah tengah mengupayakan program pelatihan para bidan dan ibu-ibu hamil. Jika bidan kompeten dalam bidangnya, sedikitnya 50% perdarahan akibat melahirkan bisa dicegah. Pelatihan itu juga dengan adanya asuhan persalinan normal (APN) bagi para bidan. Demikian juga dengan pelatihan bagi penanganan ibu pasca keguguran (JNPK-KR, 2008).
Upaya bidan adalah memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir, bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan, pertolongan persalinan, tindakan pertolongan pertama kegawatan obstetrik, pemeliharaan kesehatan anak balita dan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi, melakukan pergerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak.
Upaya Mahasiswa untuk menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi adalah dengan meningkatkan keterampilan dalam segi teori dan praktek kebidanan (Prawirohardjo, 2006 ).
B.            Tujuan Penulisan
1.             Tujuan Umum
 Penulis mampu melaksanakan dan menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan secara komprehensif dimulai dari pengawasan antenatal, persalinan, perawatan masa nifas serta perawatan bayi baru lahir.
2.             Tujuan khusus
a.             Mampu menerapkan dan melakukan  pengkajian data mulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.Y.
b.             Mampu menerapkan dan melakukan interperstasi data/analisa masalah mulai dari hamil, bersalin,nifas dan bayi baru lahir
pada Ny
.Y.
c.             Mampu menerapkan dan melakukan identifikasi masalah potensial yang didapatkan mulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.Y  .
d.            Mampu menerapkan dan melakukan tindakan segera mulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.Y.
e.             Mampu menerapkan dan melakukan perencanaan mulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.Y.
f.              Mampu menerapkan dan melakukan pelaksanaan tindakan dari perencanaan yang telah dibuat mulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.Y.
g.             Mampu menerapkan dan melakukan evaluasi tindakan  yang telah dilakukan mulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.Y.
C.           Ruang Lingkup
Studi kasus ini membahas tentang manajemen asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.Y dengan kasus normal yang dimulai dari pengawasan antenatal, persalinan, perawatan masa nifas serta perawatan bayi baru lahir, pengawasan dilakukan pada tanggal 03 Desember 2010 s/d 31 Januari 2010 di puskesmas pesanggrahan yang di tujukan khusus untuk memberikan pelayanan secara komprehensif dengan menggunakan Manajemen Tujuh Langkah Varney dan pendokumentasian SOAP.
D.           Sistematika Penulisan
 BAB I   :  Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup dan   sistematika penulisan
 BAB II  :  Tinjauan Teori
Berisi tentang teori yang menunjang kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir, Manajemen Askeb ANC, Manajemen Askeb Persalinan, Manajemen Askeb Nifas, Manajemen Askeb BBL.
BAB III : Tinjauan Kasus
Berisi tentang Manajemen Asuhan Kebidanan yang dilakukan selama kehamilan,  persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
BAB IV :  Pembahasan
Membahas tentang asuhan yang telah dilakukan selama hamil, bersalin, masa nifas dan bayi baru lahir dengan metode 7 langkah varney serta membandingkan dengan teori yang ada.
 BAB V   : Penutup
Membahas tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar