Sabtu, 23 Juli 2011

kompre 4


BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan pada BAB ini didasari pada ada atau tidak adanya kesenjangan antara teori dilapangan tentang laporan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.Y umur 26 tahun, GPAo mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, serta bayi baru lahir yang dilakukan pada tanggal 03 Desember 2010 s/d 31 Januari 2011. Dalam pembahasan tersebut, Penulis membuat langkah-langkah dengan menggunakan 7 langkah Varney yang terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, masalah potensial. Tindakan segera, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, tindakan dan evaluasi.
A.           Kehamilan
1.             Pengkajian
Pada pengkajian ibu hamil diperoleh dari anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan penunjang. Hal ini sesuai dengan teori (Prawirohajdo, 2007) yang menyatakan bahwa Pada pemeriksaan fisik dan penunjang petugas menggunakan standar 7 T (Timbang berat badan, ukur tekanan darah, TFU, beri imunisasi TT lengkap dan Tes PMS), tes PMS tidak dilakukan terhadap pasien sehingga tidak tahu adanya PMS atau tidak, karena pada PMS dalam kehamilan dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat, lahir mati, BBLR, kelahiran prematur. Hal ini tidak sesuai dengan teori (Prawiroharjo, 2007)  yang menyatakan pemeriksaan tes PMS tidak dilakukan pada saat pemeriksaan. Sehingga terdapat ketidaksesuaian antara teori dengan kenyataan yang ada karena keterbatasan sarana pelayanan kesehatan.
Selama kehamilan, Ny.Y memeriksakan kehamilannya sebanyak 7 kali, hal ini sudah sesuai dengan teori (Saifuddin, 2007) yaitu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode Antenatal yaitu satu kali kunjungan selama trimester pertama (0-14 minggu), satu kali kunjungan selama trimester kedua (14-28 minggu), dua kali dalam satu bulan pada trimester ketiga (24-40 minggu). Pemeriksaan yang dilakukan oleh penulis sebanyak 3 kali, sejak usia kehamilan 36 minggu 6 hari.
Dalam pengumpulan data diperoleh dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari pemeriksaan TTV dan dari rambut sampai ujung kaki. Hal ini sesuai dengan teori (Kusmiyati, 2008) yang mengatakan pemeriksaan dilakukan secara hand toetoe. Tetapi pada kunjungan ke dua dan ke tiga tidak dilakukan secara sistematis sehingga tidak bisa mendeteksi adanya komplikasi yang mungkin terjadi dan pemeriksaan tidak maksimal jadi ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada kehamilan ini terdapat masalah selama pengawasan pada kunjungan ANC ke–3 ibu mengeluh sering kencing ini masih dapat dikatakan fisiologis karena menurut teori (Salmah, 2006), Sering kencing disebabkan karena gangguan fungsi kandung kemih akibat perubahan vasikuler yang berhubungan dengan hormonal, volume kandung kemih mengecil akibat terdorong rahim serta presentasi janin
Berat badan selama kehamilan ini bertambah 9 kg. Hal ini masih dianggap fisiologis sesuai dengan teori (Kusmiyati, 2008) karena setiap minggu kenaikan berat badan adalah 0,5 kg dan tidak lebih dari 12 kg.
2.             Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini diagnosa yang ditemukan adalah kehamilan normal sesuai dengan daftar nomenklatur (WHO, 2000) keadaan ibu dan janin saat ini baik. Tetapi ada masalah pada saat kunjungan ke tiga yaitu ibu mengeluh sering kencing, dimana dalam teori (Kusmiyati, 2009) keluhan yang dirasakan ibu adalah sering BAK dan hal ini masih dalam batas normal dan fisiologis, kebutuhan ibu telah sesuai dengan kebutuhan ibu saat ini.
3.             Masalah Potensial
Berdasaran data dan dari hasil pemeriksaan untuk saat ini masalah potensial tidak ada, tetapi penulis menganjurkan untuk tetap melakukan pemantauan secara ketat sesuai dengan teori (Prawiroharjo, 2007) karena kehamilan normal dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.



4.             Tindakan Segera
Pada langkah ini penulis tidak melakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan dokter obgyiene sesuai dengan teori (Prawiroharjo, 2007) karena tidak ada terdapat masalah potensial pada Ny.Y
5.             Perencanaan Tindakan
Pada langkah ini penulis membuat rencana berdasarkan prioritas masalah. Rencana tindakan harus sesuai dengan kebutuhan klien. Pada perencanaan tindakan, ANC disesuaikan juga dengan kebutuhan ibu, yang sesuai dengan teori (Kusmiyati, 2009) seperti : beritahu hasil pemeriksaan, beritahu perubahan fisiologis kehamilan trimester tiga, berikan tab Fe, calk, vitamin C. Tanda bahaya kehamilan, beritahu tanda–tanda inpartu, beri penjelasan pada ibu untuk mempertahankan intake dan nutrisi yang telah dilaksanakan, beritahu ibu untuk mempertahankan pola istirahat yang telah dilakukan, dan beritahu untuk kunjungan ulang berikutnya.
6.             Pelaksanaan Tindakan
Langkah ini merupakan rencana asuhan yang dilaksanakan secara efisien dan aman sesuai dengan rencana tindakan dan teori (Kusmiyati, 2009). Pada pelayanan ANC tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ada seperti telah dijelaskan pada tinjauan kasus. Semua rencana asuhan sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan dengan baik dan tanpa hambatan.

7.             Evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan adalah untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang dilaksanakan kepada Ny.Y pada kasus ini setelah dilakukan implementasi terhadap apa yang sudah dijelaskan (prawiroharjo, 2007). sehingga dari data di atas dapat dikatakan bahwa asuhan kebidanan yang dilakukan berjalan dengan efektif dan lancar dalam memonitor kondisi ibu dan janin serta dapat mendeteksi dini komplikasi-komplikasi yang suatu saat dapat terjadi sehingga bisa membahayakan kondisi ibu dan janin.
B.            Persalinan
1.             Pengkajian
Pada pengkajian persalinan data diperoleh dari anamnesa dan observasi yang meliputi identitas, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan penunjang akan tetapi pada pemeriksaan penujang tidak dilakukan karena tidak ada indikasi dan fasilitas yang tidak memadai, hal ini tidak sesuai dengan teori (Prawiroharjo, 2007). Yang mengatakan bahwa pada persalinan dilakukan pemeriksaan fisik.
Selama persalinan tidak ditemukan masalah hanya masalah yang muncul adalah masalah yang fisiologi, yaitu ibu mengeluh mules, keluar lendir darah, hal ini sesuai dengan teori (Rukiyah 2009), tandatanda inpartu yang meliputi rasa sakit  oleh adanya his yang datang lebih kuat , sering dan teratur, keluar lendir darah  dan kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya”.
Usia kehamilan saat persalinan  adalah 39 minggu 2 hari. Hal ini sesuai dengan teori (Prawiroharjo, 2006) persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaruan janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu).
Dalam proses persalinan kala I berlangsung 4 jam, kala II berlangsung 34 menit, kala III berlangsung 6 menit, kala IV berlangsung 2 jam hal ini sesuai dengan teori (Rukiyah, 2009) yang menyatakan bahwa kala I pada multigravida rata-rata berlangsung  7 jam, kala II berlangsung rata-rata 1 jam, kala III berlangsung rata-rata 6-15 menit, kala IV berlangsung 2 jam.
 Persalinan berlangsung 7 jam, ini sesuai dengan teori (Manuaba, 2008) lama persalinan pada multigravida 8-10  jam.
2.             Interpretasi Data Dasar / Diagnosa
Pada langkah ini diagnosa kebidanan untuk klien adalah persalinan normal hal ini sesuai dengan daftar nomenklatur kebidanan (WHO, 2000). Kondisi ibu dalam keadaan baik, hanya masalah yang muncul adalah keluhan fisiologis pada saat bersalin yaitu mules yang merupakan tanda-tanda persalinan. Pemberian kebutuhan ibu telah di sesuaikan dengan masalah yang dialami ibu.


3.             Masalah Potensial
Pada langkah ini penulis tidak menetapkan adanya masalah karena dari pengumpulan data dan penginterpretasian data dari kala I sampai kala IV semuanya masih dalam batas normal, akan tetapi tetap dilakukan pemantauan kemajuan persalinan karena setiap persalinan adalah beresiko.
4.             Tindakan Segera / Kolaborasi
Pada langkah ini penulis tidak menulis kebutuhan terhadap tindakan segera atau kolaborasi dengan dokter obygenei karena tidak ada masalah yang ditemukan selama pemantauan persalinan.
5.             Perencanaan
Pada langkah ini penulis membuat rencana asuhan berdasarkan atas prioritas masalah. Rencana tindakan sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien.
Perencanaan yang dibuat pada kala I sudah sesuai dengan teori (Sumarah, 2009) bahwa kebutuhan ibu bersalin pada kala I yaitu informasi hasil pemeriksaan, mobilisasi, tehnik relaksasi, nutrisi, motivasi, observasi TTV, His, dan DJJ, dan kemajuan persalinan, persiapan ruangan, alat partus, dan persiapan ibu dan bayi, dan dokumentasi.
Perencanaan yang dibuat pada kala II sesuai teori (JNPK-KR, 2008) bahwa kebutuhan ibu bersalin pada kala II adalah informasi hasil pemeriksaan, pake alat pelindung diri (APD), motivasi dan dukungan, hidrasi, posisi bersalin, cara meneran, posisi handuk dan underpad/duk bokong, dekatkan alat-alat, pimpinan persalinan secara APN, keringkan dan hangatkan bayi,
Perencanaan yang dibuat pada kala III sesuai teori (JNPK-KR, 2008) bahwa kebutuhan ibu bersalin pada kala III adalah informasi hasil pemeriksaaan, palpasi uterus, kosongkan kandung kemih, manajemen aktif kala III (suntik oksitosin, PTT, masase fundus uteri), observasi tanda-tanda pengeluaran plasenta, lahirkan plasenta, periksa plasenta, nilai perdarahan.
Perencanaan yang dibuat pada kala IV sudah sesuai dengan teori (JNPK-KR, 2008) yang mengatakan bahwa kebutuhan ibu bersalin pada kala IV adalah informasi hasil pemeriksaan, penjahitan pada luka robekan jalan lahir, pastikan kontraksi uterus baik, pemantauan kala IV, nutrisi, istirahat, kebersihan, bounding attachment, lengkapi partograf, dokumentasi asuhan kebidanan.
6.             Pelaksanaan Tindakan
Pada langkah ini merupakan pelaksanaan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan secara efisien dan aman. Pada pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Pada prinsipnya pertolongan persalinan sudah susuai dengan 58 Langkah APN dan disesuaikan dengan kebutuhan klien (JNPK-KR, 2008).
Pada asuhan persalinan kala I tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada asuhan kala II ada kesenjangan antara teori dan praktek, sesua dengan teori (JNPK-KR, 2008) yaitu penggunaan alat pelindung diri, penolong hanya menggunakan celemek, sepatu boot, dan sarung tangan. Hal ini tidak sesuai dengan APD yang dianjurkan dalam 58 Langkah APN Karena tidak tersedia peralatan yang lengkap di Puskesmas.
Pada asuhan kala III penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek, sesuai dengan teori (JNPK-KR, 2008).
Pada asuhan kala IV yaitu terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek hal ini tidak sesuai dengan teori (Wikjnosastro, 2007) yaitu terdapat ruptura perenium grade I dan sebelum melakukan heckting pada luka laserasi jalan lahir ibu, tidak menggunakan anastesi lokal.  Hal ini tidak sesuai dengan standar Asuhan Sayang Ibu menurut teori (JNPK-KR, 2008) pada saat  melakukan heckting pada luka laserasi harus menggunakan anastesi lokal karena hal ini termasuk dalam asuhan sayang ibu.
7.             Evaluasi
Evaluasi ini untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang dilaksanakan pada klien. Asuhan persalinan secara menyeluruh telah berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Hanya saja pada kala II pelaksanaan tidak sesuai dengan rencana yang dibuat.


C.           Nifas
1.             Pengkajian
Pada pengkajian nifas dilakukan secara langsung dengan klien melalui anamnesa/wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki sesui dengan teori (Varney, 1997) yang mengatakan pada pengkajian dilakukan secara langsung melalui anamnesa, observasi dan pemeriksaan fisik. Dalam masa nifas penulis tidak menemukan masalah hanya masalah yang muncul pada kunjungan 6 jam yaitu ibu mengeluh perutnya masih sedikit mules dan nyeri pada luka bekas jahitan, hal ini sesuai dengan teori (Suhenri, 2009) yaitu perutnya masih mules dan nyeri pada bekas jahitan merupakan  keluhan yang  normal dan masih fisiologis.
Pada pemeriksaan fisik serta pemeriksaan kebidanan tidak ditemukan masalah. TFU Ny.Y pada 6 jam pospartum adalah 2 jari dibawah pusat, pada 6 hari TFU Ny.Y 2 jari diatas simfisis dan pada 14 hari TFU Ny.Y sudah tidak teraba, hal ini juga sudah sesuai dengan teori yang ada bahwa TFU setelah bayi lahir sepusat, setelah plasenta lahir 2 jari bawah pusat, setelah 1 minggu TFU berada di pertengaahan simfisis pusat, setelah 2 minggu TFU tidak teraba di simfisis dan setelah 6 minggu bertambah kecil (Suherni, 2009). Selama kunjungan nifas berikutnya penulis tidak menemukan hasil pemeriksaan yang mengarah ke masalah.

2.             Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini diagnosa yang ditemukan adalah nifas normal diagnosa tidak terdapat dalam daftar nomenklatur kebidanan. Dignosa didasari dari anamnesa dan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. pada 6 jam, 6 hari, 14 hari, dan 42 hari setelah melahirkan. Penentuan diagnosa dilakukan sesuai dengan teori (Suherni, 2009) yang ada bahwa diagnosa didasari dengan data subyektif dan obyektif. Keadaan ibu baik, hanya terdapat masalah pada kunjungan 6 jam yaitu ibu masih merasa sedikit mules hal ini fisiologis. Kebutuhan yang diberikan kepada ibu telah di sesuaikan dengan masalah yang dialami ibu penjelasan tentang perubahan fisiologis pada masa nifas.
3.             Masalah Potensial
 Setelah melakukan pengumpulan data serta menginterpretasikannya penulis tidak menemukan masalah yang serius mulai dari 6 jam post partum sampai 42 hari pasca persalinan, dengan demikian penulis tidak membuat masalah potensial tetapi penulis tetap melakukan pemantauan secara adekuat karena masa nifas (postpartum) yang normal dapat menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.
4.             Tindakan Segera
Pada langkah ini penulis tidak menulis kebutuhan terhadap tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain karena tidak terdapat masalah potensial.
5.             Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan klien. Kebutuhan yang diberikan sesuai dengan masalah yang dialami klien.
Perencanaan yang dibuat pada awal masa peurperium (6 jam postpartum) sudah sesuai dengan teori (Suherni, 2009) pada kunjungan 6 jam yaitu kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi, mobilisasi atau istirahat baring di tempat tidur, gizi (diet), perawatan perineum, buang air kecil spontan, obat penghilang rasa sakit.
Perencanaan asuhan 6 hari yang dibuat sesuai dengan teori (Suherni, 2009) yaitu informasikan seluruh hasil pemeriksaan, penuhi nutrisi dan hidrasi, pertahankan istirahat, tanda penyulit pada nifas, pemberian ASI.  
Perencanaan asuhan 14 hari yang dibuat sesuai dengan teori (Suherni, 2009) yaitu informasikan hasil pemeriksaan, penuhidan nutrisi dan hidrasi, pertahankan istirahat, tanda penyulit pada nifas, pemberian ASI, pemberian zat besi.
Perencanaan asuhan 42 hari yang dibuat sesuai dengan teori (Suherni, 2009) yaitu informasikan hasil pemeriksaan, pemberian KB, tanda penyulit nifas, penuhi nutrisi dan hidrasi, dan pemberian ASI.
6.             Pelaksanaan
Pada langkah ini merupakan melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan secara efisien dan aman mulai dari kunjungan pertama yaitu 6 jam post partum sampai 42 hari pasca persalinan. Pada pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat, hanya pada kunjungan ke 14 hari dan 42 hari terdapat kesenjagan antara teori dan praktek, karena penulis pada kunjungan ke 14 hari tidak memberikan konseling KB sehingga pada kunjungan 42 hari penulis baru memberikan konseling tentang KB, sehingga pada kunjungan ke 42 hari penulis belum memberikan alat kontrasepsi yang tepat karena klien menunggu persetujuan terhadap suaminya. Akan tetapi penulis sudah memberikan solusi tentang hal ini adalah ibu tidak dianjurkan untuk berhubungan dengan suaminya sebelum ber-KB atau menggunakan kondom. Semua perencanaan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan klien menurut teori (Suherni, 2009).
7.             Evaluasi
Pada kasus ini, setelah dilakukan implementasi terhadap apa yang telah dijelaskan dan ibu bersedia melaksanakan apa yang telah dianjurkan, sehingga dari data tersebut dapat dikatakan bahwa asuhan kebidanan yang dilakukan berjalan dengan efektif dan efisien.
D.           Bayi Baru Lahir
1.             Pengkajian
Pada pengkajian BBL dilakukan dengan pengkajian dan pemeriksaan fisik hal ini sesuai dengan teori (Rukiyah, 2010) dalam pengkajian keadaan fisik ditemukan semua dalam keadaan normal dan tidak ada masalah.
Pada pemeriksaan antropometri berat badan 3300 gram dimana berdasarkan teori (Rukiyah, 2010) bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram. Tali pusat puput pada usia bayi 6 hari sesuai dengan teori (Prawiroharjo, 2007) bahwa pada umumnya tali pusat akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari.
2.             Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini diangnosa yang ditemukan adalah neonatus normal diagnosa tidak terdapat dalam daftar nomenklatur kebidanan. Dignosa didasari dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. pada 6 jam, 6 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah melahirkan. Penentuan diagnosa dilakukan sesuai dengan teori (Rukiyah, 2010) yang ada bahwa diagnosa didasari dengan data subyektif dan obyektif, Keadaan bayi baik, dan pada pengawasan ini tidak ada masalah yang ditemukan.
3.             Masalah Potensial
Setelah melakukan pengumpulan data serta menginterpretasikannya penulis tidak menemukan masalah yang serius mulai dari kunjungan 2 jam sampai kunjungan 28 hari.
4.             Tindakan Segera
Dengan demikian penulis tidak membuat masalah potensial tetapi penulis tetap melakukan pemantauan secara adekuat karena kondisi yang normal dapat terjadi masalah/komplikasi setiap saat.
5.             Perencanaan
Rencana tindakan yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan klien. Kebutuhan yang diberikan sesuai dengan masalah yang dialami klien.
Perencanaan yang diberikan pada 2 jam. Sesuai dengan teori (JNPK-KR, 2008) Yaitu Penatalaksanaan bayi baru lahir antara lain pencegahan infeksi, upayakan jalan nafas bersih, skor Apgar menit pertama dan menit kelima, perawatan tali pusat, memulai pemberian ASI, pemberian profilaksis terhadap gangguan pada mata, pemberian vitamin K, mempertahankan suhu tubuh, penyesuaian BBL, kontak antara kulit bayi dan ibu, tidak memandikan bayi sebelum 6 jam setelah bayi lahir, rangsangan taktil, mengidentifikasikan bayi, pemantauan bayi baru lahir.
Perencanaan pada asuhan 6 jam sesuai dengan teori (JNPK-KR, 2008) yaitu jaga kehangatan bayi, berikan ASI, perawatan talipusat, tanda bahaya pada bayi, dan memandikan bayi.
Perencanaan pada asuhan 6 hari ini sesuai dengan teori (Rukiyah, 2010) Penanganan bayi baru lahir normal adalah masalah kebersihan, pemberian ASI, tidur, perawatan talipusat, tanda bahaya pada bayi.
Perencanaan pada asuhan 14 hari sesuai dengan teori (Rukiyah, 2010) Penanganan bayi baru lahir normal adalah masalah kebersihan, pemberian ASI, tanda bahaya pada bayi.
Perencanaan pada asuhan 28 hari hal ini sesuai dengan teori (Rukiyah, 2010) Penanganan bayi baru lahir normal adalah masalah kebersihan, pemberian ASI, tanda bahaya pada bayi dan imunisasi.
6.             Pelaksanaan
Pada langkah ini penulis melaksanaan asuhan pada bayi baru lahir berdasarkan rencana yang telah dibuat sebelumnya, dan dilakukan sesuai dengan teori (JNPK-KR, 2008) seperti memberikan tetes mata, memberikan vitamin K sebagai profilaksis, Hepatitis B0, melakukan pencegahan terhadap hipotermi, melakukan perawatan tali pusat, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI, memberikan penjelasan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir, menganjurkan kontak dini bayi pada ibu, akan tetapi setelah 6 jam bayi tidak dimadikan karena untuk mencegah hipotermi.
7.             Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan adalah untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang dilaksanakan. Asuhan kebidanan yang dilakukan berjalan dengan efektif dan lancar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar